"Inilah Foto Pertama Bumi Yang Dipotret dari Bulan"

Bumi pernah dipotret oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA) dari wilayah sekitar Bulan pada 23 Agustus 1966, namun sayangnya NASA tak mengungkapkan pada publik foto tersebut. Namun kini NASA merilis foto itu dalam rangka memperingati pemotretan Bumi dari Bulan yang dilakukan 47 tahun silam.

Bumi terlihat hanya berwarna abu-abu, hitam, dan putih. Sama sekali tak ada warna biru dari air laut ataupun hijau dari pepohonan Bumi.

Foto ini sendiri diambil dari wilayah Bulan posisi United Sates Lunar Orbiter I. Lebih tepatnya saat pesawat luar angkasa berada di orbit 16, ketika melewati Bulan di bagian belakang. Foto yang dirilis baru-baru ini memiliki kualitas yang lebih bagus dan lebih memukau.

Bagaimana Menurut kamu tentang foto ini?


Foto: "Inilah Foto Pertama Bumi Yang Dipotret dari Bulan"

Bumi pernah dipotret oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA) dari wilayah sekitar Bulan pada 23 Agustus 1966, namun sayangnya NASA tak mengungkapkan pada publik foto tersebut. Namun kini NASA merilis foto itu dalam rangka memperingati pemotretan Bumi dari Bulan yang dilakukan 47 tahun silam.

Bumi terlihat hanya berwarna abu-abu, hitam, dan putih. Sama sekali tak ada warna biru dari air laut ataupun hijau dari pepohonan Bumi.

Foto ini sendiri diambil dari wilayah Bulan posisi United Sates Lunar Orbiter I. Lebih tepatnya saat pesawat luar angkasa berada di orbit 16, ketika melewati Bulan di bagian belakang. Foto yang dirilis baru-baru ini memiliki kualitas yang lebih bagus dan lebih memukau.

Bagaimana Menurut kamu tentang foto ini?

[FAAI/softpedia/okezone]

Admin "N.P"

Kamis, 12 September 2013
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"Astronomi Indonesia Paling Maju di Asia Tenggara"

Foto: "Astronomi Indonesia Paling Maju di Asia Tenggara"

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bambang Tedjasukmana mengklaim bahwa astronomi di Indonesia paling maju se-Asia Tenggara.

Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah observasi dan jumlah ahli astronomi di Indonesia.

"Terlebih dengan hadirnya UU Keantariksaan Nomor 21 tahun 2013. Payung hukum ini setidaknya semakin meningkatkan perkembangan astronomi dan keantariksaan di Indonesia," kata dia saat membuka kegiatan International School for Young Astronomer 2013 di Kantor LAPAN, Bandung, Senin (26/8).

Di Asia Pasifik, kata dia, astronomi Indonesia juga semakin berkembang dan diminati banyak peneliti dari luar negeri.

Hal yang sama diungkap oleh Kepala Pusat Sains Antariksa LAPAN, Clara Y.Yatini. Menurutnya, astronomi semakin diminati masyarakat Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya minat anak-anak sekolah yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai astronomi dan alam semesta. Mereka, kata dia, mencari tahu tentang antariksa, teknologi berbasis antariksa, bagaimana antariksa dan apa yang ada di dalamnya.

LAPAN, kata dia, sering kali membimbing anak sekolah dengan menyelenggarakan kegiatan seperti festival sains dan antariksa. "Dan peminat semakin meningkat setiap tahunnya. Sehingga kami menyiapkan mata ajaran yang terkait dengan alam semesta sekaligus praktiknya," kata dia.

Astronom asal Indonesia, ujarnya, juga sering kali berkancah di dunia internasional meskipun jumlahnya masih bisa dihitung oleh jari.

Peningkatan lainnya juga dibuktikan dengan hadirnya planetarium di daerah-daerah. Ia mencontohkan, di Kalimantan Timur tepatnya di Tenggarong, sudah ada planetarium yang cukup modern untuk dinikmati masyarakat.

Ia juga menyebutkan, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam juga telah memiliki planetarium.

Sayangnya, kata dia, belum ada lembaga pendidikan formal yang ada di daerah-daerah, sehingga, Bandung masih menjadi tujuan mahasiswa dan peneliti astronomi.

"Ketertarikan sudah banyak, sayang belum diformalkan menjadi sebuah lembaga pendidikan," kata dia.

Meskipun peminat ilmu astronomi meningkat, ujarnya, kurikulum sekolah tidak banyak menyinggung soal sains dan antariksa. Sehingga, sangat disayangkan apabila peminat banyak, namun pendidikan formal tidak menunjang untuk pengembangan keilmuan ini.

Perkembangan astronomi juga terhambat masalah klasik yakni dana.

Sehingga, kata dia, astronomi kekurangan fasilitas dan pengadaan peralatan. "Yang bisa kita lakukan yakni tetap berusaha membangkitkan kesadaran masyarakat untuk lebih mengetahui dan mencintai antariksa," kata dia.

[FAAI/Infoastronomy/Republika]

Follow Twitter Kami : @Ilmu_Astronomi

Admin "N.P"

 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bambang Tedjasukmana mengklaim bahwa astronomi di Indonesia paling maju se-Asia Tenggara.

Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah observasi dan jumlah ahli astronomi di Indonesia.

"Terlebih dengan hadirnya UU Keantariksaan Nomor 21 tahun 2013. Payung hukum ini setidaknya semakin meningkatkan perkembangan astronomi dan keantariksaan di Indonesia," kata dia saat membuka kegiatan International School for Young Astronomer 2013 di Kantor LAPAN, Bandung, Senin (26/8).

Di Asia Pasifik, kata dia, astronomi Indonesia juga semakin berkembang dan diminati banyak peneliti dari luar negeri.

Hal yang sama diungkap oleh Kepala Pusat Sains Antariksa LAPAN, Clara Y.Yatini. Menurutnya, astronomi semakin diminati masyarakat Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya minat anak-anak sekolah yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai astronomi dan alam semesta. Mereka, kata dia, mencari tahu tentang antariksa, teknologi berbasis antariksa, bagaimana antariksa dan apa yang ada di dalamnya.

LAPAN, kata dia, sering kali membimbing anak sekolah dengan menyelenggarakan kegiatan seperti festival sains dan antariksa. "Dan peminat semakin meningkat setiap tahunnya. Sehingga kami menyiapkan mata ajaran yang terkait dengan alam semesta sekaligus praktiknya," kata dia.

Astronom asal Indonesia, ujarnya, juga sering kali berkancah di dunia internasional meskipun jumlahnya masih bisa dihitung oleh jari.

Peningkatan lainnya juga dibuktikan dengan hadirnya planetarium di daerah-daerah. Ia mencontohkan, di Kalimantan Timur tepatnya di Tenggarong, sudah ada planetarium yang cukup modern untuk dinikmati masyarakat.

Ia juga menyebutkan, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam juga telah memiliki planetarium.

Sayangnya, kata dia, belum ada lembaga pendidikan formal yang ada di daerah-daerah, sehingga, Bandung masih menjadi tujuan mahasiswa dan peneliti astronomi.

"Ketertarikan sudah banyak, sayang belum diformalkan menjadi sebuah lembaga pendidikan," kata dia.

Meskipun peminat ilmu astronomi meningkat, ujarnya, kurikulum sekolah tidak banyak menyinggung soal sains dan antariksa. Sehingga, sangat disayangkan apabila peminat banyak, namun pendidikan formal tidak menunjang untuk pengembangan keilmuan ini.

Perkembangan astronomi juga terhambat masalah klasik yakni dana.

Sehingga, kata dia, astronomi kekurangan fasilitas dan pengadaan peralatan. "Yang bisa kita lakukan yakni tetap berusaha membangkitkan kesadaran masyarakat untuk lebih mengetahui dan mencintai antariksa," kata dia.

[Republika]


Admin "N.P"
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"Apakah Tiap Malam Kita Melihat Bintang yang Sama?"

Jawabannya tidak. Setiap malam kita dapat melihat ada bintang-bintang baru di ufuk timur saat Matahari terbenam. Kita juga melihat bahwa bintang-bintang di ufuk barat yang kita amati pada malam sebelumnya tidak dapat kita amati lagi.

Ketika bintang-bintang yang ada di langit malam terbenam, yang lain pun terbit. Perlu diingat juga, bintang yang dilihat pengamat di belahan bumi utara dan selatan juga berbeda.

Bintang yang dilihat pengamat akan tampak bergerak melintasi langit sepanjang malam dan terus melintasi langit di siang hari --meskipun tak dapat dilihat oleh manusia dan akan kembali di lokasi yang relatif sama di malam hari di waktu yang sama keesokan harinya.

Tapi kalau pengamatan dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama, pengamat akan melihat kalau lokasi bintang dan kelompoknya itu bergeser. Ada pula kelompok bintang baru yang tampak di langit pada waktu tersebut.

Mengapa demikian?

Penyebab bintang-bintang tampak bergerak di langit malam adalah gerak rotasi Bumi. Perputaran Bumi pada porosnya inilah yang menyebabkan pengamat di Bumi melihat bintang-bintang melintasi angkasa terbit dan terbenam seperti layaknya Matahari dan Bulan.

Bumi menyelesaikan putaran 360° pada porosnya setiap 23 jam 56 menit sehingga bintang pun tampak berputar dan bergerak.

Jika dilihat dari kutub, maka Bumi akan tampak berputar berlawanan arah jarum jam, dan bintang-bintang akan tampak bergerak dari timur ke barat.

Tapi bagi pengamat di kutub, bintang akan tampak berputar di langit tidak pernah mencapai horison sehingga tidak akan mengalami terbit dan tenggelam. Bintang-bintang seperti ini disebut bintang sirkumpolar.

Lakukan percobaan ini!
Keluar dan amatilah langit. Pilih beberapa bintang atau satu rasi bintang tertentu dan petakan pada kertas. Amati sepanjang malam dan lihatlah pergerakan bintang-bintang itu.

Lakukan pengamatan secara rutin pada waktu yang sama selama beberapa hari berikutnya dan bandingkan gambar yang dibuat setiap melakukan pengamatan. Pada jam yang sama, bintang yang dilihat “hampir tidak mengalami perubahan posisi” tapi sepanjang malam, sang bintang bergerak dari timur ke barat.

Sekarang, lakukan pengamatan pada jam yang sama beberapa bulan kemudian. Pengamat akan menemukan kalau bintang-bintang yang dilihat dulu sudah berpindah lokasi atau bahkan sudah tidak tampak lagi di langit malam digantikan kelompok bintang yang berbeda. Ini disebabkan oleh gerak Bumi mengelilingi Matahari.

Bumi membutuhkan waktu satu tahun untuk mengelilingi Matahari, dan selama setahun tersebut, pengamat di Bumi akan melihat kelompok bintang atau konstelasi bintang yang berbeda.

Jadi perputaran Bumi pada dirinya sendiri menyebabkan pengamat di Bumi melihat bintang bergerak sepanjang malam. Perputaran Bumi mengelilingi Matahari memberi kesempatan pada pengamat di Bumi untuk mengamati porsi langit malam yang berbeda-beda. 

(Sumber: langitselatan.com)

Admin "N.P"
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"Di Tahun 2019, Indonesia Luncurkan Satelit Seharga 2 Trilliun"

Foto: "Di Tahun 2019, Indonesia Luncurkan Satelit Seharga 2 Trilliun"

Indonesia terus mengembangkan satelit-satelit yang difungsikan untuk melakukan pemantauan kondisi geografis dan untuk pemantauan terhadap dampak-dampak perubahan iklim.

Ada beberapa satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang akan diluncurkan pada tahun 2014, 2015, dan 2019.

"Tahun 2014 nanti, LAPAN akan meluncurkan Satelit A2 yang sudah dilengkapi dengan sensor pergerakan kapal di laut, sensor radio komunikasi untuk penanganan bencana, dan sensor video untuk memantau land cover," kata Bambang S Tejasukmana, Kepala LAPAN, di acara Konferensi Internasional tentang Aplikasi Teknologi Antariksa untuk Perubahan Iklim, Jakarta, 2 September 2013.

Sementara di tahun 2015, Bambang menjelaskan, LAPAN akan kembali meluncurkan Satelit LAPAN A3 yang pembuatannya bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung. 

Fungsi dari satelit itu untuk melakukan pemantauan kondisi sawah di Indonesia.

"Peluncuran kedua satelit itu akan dilakukan oleh roket milik India," ujar Bambang.

Saat ini, LAPAN bersama Kementerian Riset dan Teknologi sedang mengembangkan sebuah satelit penginderaan jarak jauh yang memiliki kemampuan lebih canggih dari satelit-satelit sebelumnya, dan akan diluncurkan pada tahun 2019.

"Nanti, satelit ini akan berfungsi untuk misi ketahanan pangan, lingkungan, pertahanan, dampak perubahan iklim, dan lainnya," ujar Bambang.

Biaya dari pembuatan satelit akan lebih mahal dan akan diproduksi oleh industri milik Indonesia, seperti PT LEN dan PT Dirgantara Indonesia. Peran LAPAN pada proyek pembuatan satelit adalah dari sisi teknis.

"Investasi pembuatan satelit terbaru ini sekitar 2 triliun rupiah, sehingga harus diproduksi oleh industri. Kami tidak mampu memproduksi semahal itu. Kalau satelit sebelumnya berbiaya Rp50 miliar, makanya kami (LAPAN) mampu memproduksinya," tutur Bambang.

Forum Astronom Amatir Indonesia | vivanews

______________________________________________
Follow Twitter Kami : http://twitter.com/Ilmu_Astronomi
Gabung di Grup Kami : http://facebook.com/groups/grupfaai
Kunjungi Site Kami : http://forumastronomamatirindonesia.blogspot.com

Admin "N.P"


Indonesia terus mengembangkan satelit-satelit yang difungsikan untuk melakukan pemantauan kondisi geografis dan untuk pemantauan terhadap dampak-dampak perubahan iklim.

Ada beberapa satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang akan diluncurkan pada tahun 2014, 2015, dan 2019.

"Tahun 2014 nanti, LAPAN akan meluncurkan Satelit A2 yang sudah dilengkapi dengan sensor pergerakan kapal di laut, sensor radio komunikasi untuk penanganan bencana, dan sensor video untuk memantau land cover," kata Bambang S Tejasukmana, Kepala LAPAN, di acara Konferensi Internasional tentang Aplikasi Teknologi Antariksa untuk Perubahan Iklim, Jakarta, 2 September 2013.

Sementara di tahun 2015, Bambang menjelaskan, LAPAN akan kembali meluncurkan Satelit LAPAN A3 yang pembuatannya bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung.

Fungsi dari satelit itu untuk melakukan pemantauan kondisi sawah di Indonesia.

"Peluncuran kedua satelit itu akan dilakukan oleh roket milik India," ujar Bambang.

Saat ini, LAPAN bersama Kementerian Riset dan Teknologi sedang mengembangkan sebuah satelit penginderaan jarak jauh yang memiliki kemampuan lebih canggih dari satelit-satelit sebelumnya, dan akan diluncurkan pada tahun 2019.

"Nanti, satelit ini akan berfungsi untuk misi ketahanan pangan, lingkungan, pertahanan, dampak perubahan iklim, dan lainnya," ujar Bambang.

Biaya dari pembuatan satelit akan lebih mahal dan akan diproduksi oleh industri milik Indonesia, seperti PT LEN dan PT Dirgantara Indonesia. Peran LAPAN pada proyek pembuatan satelit adalah dari sisi teknis.

"Investasi pembuatan satelit terbaru ini sekitar 2 triliun rupiah, sehingga harus diproduksi oleh industri. Kami tidak mampu memproduksi semahal itu. Kalau satelit sebelumnya berbiaya Rp50 miliar, makanya kami (LAPAN) mampu memproduksinya," tutur Bambang.

vivanews.com

Admin "N.P"
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"Misteri Benda Langit Paling Cantik di Galaksi Bimasakti"

Foto: "Misteri Benda Langit Paling Cantik di Galaksi Bimasakti"

Astronom berhasil mengungkap misteri dari benda langit paling cantik di galaksi Bimasakti, planet nebula bipolar atau nebula yang berbentuk kupu-kupu.

Planet nebula mencerminkan fase akhir dari sebuah bintang dimana materinya dilontarkan ke antariksa. Ada berbagai macam bentuk planet nebula. Planet nebula bipolar terbentuk bila bintang yang membentuk planet nebula melontarkan materi dari kutub utara dan selatannya secara merata.

Dalam penelitian terbaru, terungkap bahwa benda langit cantik itu tak sekadar indah, tapi juga misterius. 

Di Bimasakti, jumlah planet nebula bi[polar tidak cuma satu. Masing-masing berdiri sendiri, tidak ada hubungan satu sama lain. Namun di luar dugaan, kupu-kupu antariksa tersebut secara misterius berbaris seperti anak taman kanak-kanan yang akan masuk ke kelas.

"Ini adalah temuan yang mengejutkan. Jika ini benar, maka akan sangat penting," kata Brian Rees, astronom dari University of Manchester yang terlibat studi.

Temuan tersebut dihasilkan dengan bantuan teleskop antariksa Hubble milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan New Technology Telescope (NNT) milik milik European Southern Observatory. Ratusan planet nebula disurvei.

Rees mengatakan, "Banyak dari kupu-kupu hantu antariksa itu tampak seperti memiliki sumbu panjang di bidang galaksi kita."

Bagi Rees dan timnya, planet nebula yang berbaris satu sama lain itu menunjukkan bahwa meskipun tidak berhubungan satu sama lain secara langsung, mereka berotasi secara tegak lurus dengan awan debu serta gas yang melahirkannya.

"Kesegarisan yang kita lihat pada planet nebula bipolar ini mengindikasikan adanya sesuatu yang aneh tentang sistem bintang di pusat galaksi," kata Rees.

Kesegarisan planet nebula ini mungkin terkait dengan medan magnet yang dihasilkan oleh pusat Bimasakti. Belum banyak yang diketahui tentang medan magnet itu. Penelitian tentang si kupu-kupu antariksa itu akan membantu memecahkan asal-usul Bimasakti.
(Kompas.com, Sumber: National Geographic News) | Forum Astronom Amatir Indonesia

______________________________________________
Follow Twitter Kami : http://twitter.com/Ilmu_Astronomi
Gabung di Grup Kami : http://facebook.com/groups/grupfaai
Kunjungi Situs Kami : http://forumastronomamatirindonesia.blogspot.com

Admin "N.P"

 
 
Astronom berhasil mengungkap misteri dari benda langit paling cantik di galaksi Bimasakti, planet nebula bipolar atau nebula yang berbentuk kupu-kupu.

Planet nebula mencerminkan fase akhir dari sebuah bintang dimana materinya dilontarkan ke antariksa. Ada berbagai macam bentuk planet nebula. Planet nebula bipolar terbentuk bila bintang yang membentuk planet nebula melontarkan materi dari kutub utara dan selatannya secara merata.

Dalam penelitian terbaru, terungkap bahwa benda langit cantik itu tak sekadar indah, tapi juga misterius.

Di Bimasakti, jumlah planet nebula bi[polar tidak cuma satu. Masing-masing berdiri sendiri, tidak ada hubungan satu sama lain. Namun di luar dugaan, kupu-kupu antariksa tersebut secara misterius berbaris seperti anak taman kanak-kanan yang akan masuk ke kelas.

"Ini adalah temuan yang mengejutkan. Jika ini benar, maka akan sangat penting," kata Brian Rees, astronom dari University of Manchester yang terlibat studi.

Temuan tersebut dihasilkan dengan bantuan teleskop antariksa Hubble milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan New Technology Telescope (NNT) milik milik European Southern Observatory. Ratusan planet nebula disurvei.

Rees mengatakan, "Banyak dari kupu-kupu hantu antariksa itu tampak seperti memiliki sumbu panjang di bidang galaksi kita."

Bagi Rees dan timnya, planet nebula yang berbaris satu sama lain itu menunjukkan bahwa meskipun tidak berhubungan satu sama lain secara langsung, mereka berotasi secara tegak lurus dengan awan debu serta gas yang melahirkannya.

"Kesegarisan yang kita lihat pada planet nebula bipolar ini mengindikasikan adanya sesuatu yang aneh tentang sistem bintang di pusat galaksi," kata Rees.

Kesegarisan planet nebula ini mungkin terkait dengan medan magnet yang dihasilkan oleh pusat Bimasakti. Belum banyak yang diketahui tentang medan magnet itu. Penelitian tentang si kupu-kupu antariksa itu akan membantu memecahkan asal-usul Bimasakti.

(Kompas.com, Sumber: National Geographic News)


Admin "N.P"
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"Seperti Apa Sih Bau Antariksa?"

Foto: "Seperti Apa Sih Bau Antariksa?"

Manusia biasa mencium bau diri dan sekitarnya. Mungkin, kita semua juga akan penasaran dengan bau yang akan tercium di antariksa.

Riset NASA mengungkap, luar angkasa berbau seperti logam panas, diesel, dan barbeque. Sumber bau mayoritas adalah bintang sekarat yang tersebar di semesta.

Luois Allamandola, pendiri dan
direktur Astrophysics and
Astrochemistry Lab di Ames Research Center di NASA, seperti dikutip Popular
Science, 19 Juli 2013, mengatakan,
molekul yang menentukan bau luar
angkasa adalah hidrokarbon
aromatik, sisa dari banyak reaksi
pembakaran di semesta.

Molekul sumber bau tersebut terus
berada di luar angkasa, terdapat di
komet, meteor, dan debu kosmik.
Hidrokarbon tersebut bahkan
termasuk dalam materi yang berperan
memantik kehidupan di Bumi. Molekul serupa juga ada di batu bara, minyak,
hingga makanan.

Pengungkapan bau luar angkasa ini
dimulai dari pengalaman astronot di
International Space Station (ISS). 

Bau memang tak bisa dicium di luar angkasa yang hampa. Namun, setelah
melakukan misi spacewalk, astronot
melaporkan, mereka mencium bau
sesuatu yang dibakar atau digoreng pada kostumnya.

Bau yang dicium astronot begitu khas. Beberapa tahun lalu, NASA
menghubungi Steven Pearce, seorang
pakar pembuat wewangian Omega
Ingredients. NASA memintanya
menciptakan bau yang sama.

Bukan cuma pada luar angkasa, tetapi juga bau Bulan. Terungkap, luar angkasa punya bau dari hidrokarbon aromatik itu.

Allamandola menjelaskan, Tata Surya
kita memiliki bau yang tajam karena
kaya dengan unsur karbon dan miskin oksigen. Seperti mobil, jika
minim atau haus oksigen, maka jelaga
hitam akan terlihat dan tercium bau
terbakar.

Bintang yang kaya oksigen,
sebaliknya, memiliki aroma seperti panggangan arang. Sudut-sudut alam semesta tertentu memiliki bau yang beragam, mulai dari manis seperti gula, hingga telur busuk dan belerang.

Forum Astronom Amatir Indonesia | Kompas.com

______________________________________________
Follow Twitter Kami : http://twitter.com/Ilmu_Astronomi
Gabung di Grup Kami : http://facebook.com/groups/grupfaai
Kunjungi Situs Kami : http://forumastronomamatirindonesia.blogspot.com

Admin "N.P"

 
 
 
Manusia biasa mencium bau diri dan sekitarnya. Mungkin, kita semua juga akan penasaran dengan bau yang akan tercium di antariksa.

Riset NASA mengungkap, luar angkasa berbau seperti logam panas, diesel, dan barbeque. Sumber bau mayoritas adalah bintang sekarat yang tersebar di semesta.

Luois Allamandola, pendiri dan direktur Astrophysics and Astrochemistry Lab di Ames Research Center di NASA, seperti dikutip Popular Science, 19 Juli 2013, mengatakan, molekul yang menentukan bau luar angkasa adalah hidrokarbon aromatik, sisa dari banyak reaksi pembakaran di semesta.

Molekul sumber bau tersebut terus berada di luar angkasa, terdapat di komet, meteor, dan debu kosmik. Hidrokarbon tersebut bahkan termasuk dalam materi yang berperan memantik kehidupan di Bumi. Molekul serupa juga ada di batu bara, minyak, hingga makanan.

Pengungkapan bau luar angkasa ini dimulai dari pengalaman astronot di International Space Station (ISS).

Bau memang tak bisa dicium di luar angkasa yang hampa. Namun, setelah melakukan misi spacewalk, astronot melaporkan, mereka mencium bau sesuatu yang dibakar atau digoreng pada kostumnya.

Bau yang dicium astronot begitu khas. Beberapa tahun lalu, NASA menghubungi Steven Pearce, seorang pakar pembuat wewangian Omega Ingredients. NASA memintanya menciptakan bau yang sama.

Bukan cuma pada luar angkasa, tetapi juga bau Bulan. Terungkap, luar angkasa punya bau dari hidrokarbon aromatik itu.

Allamandola menjelaskan, Tata Surya kita memiliki bau yang tajam karena kaya dengan unsur karbon dan miskin oksigen. Seperti mobil, jika minim atau haus oksigen, maka jelaga hitam akan terlihat dan tercium bau terbakar.

Bintang yang kaya oksigen, sebaliknya, memiliki aroma seperti panggangan arang. Sudut-sudut alam semesta tertentu memiliki bau yang beragam, mulai dari manis seperti gula, hingga telur busuk dan belerang.

Kompas.com


Admin "N.P"
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"Tiga Komet Akan Tampak Pada Bulan November Nanti"





Bulan November tahun 2013 nanti adalah saat yang tepat untuk berpesta mengamati langit. Ada tiga komet yang akan terlihat sepanjang bulan itu. Ini adalah sesuatu yang jarang terjadi.

Komet pertama yang bisa dilihat adalah komet ISON. Komet ini ditemukan pada tahun 2012 oleh Vitali Nevski dan Artyom Novichonok, astronom asal Rusia. Nama komet diambil dari fasilitas penemuannya, International Scientific Optical Network, ISON. Komet yang telah dinanti kehadirannya sejak tahun lalu ini berpotensi bersinar terang, sama dengan kecerlangan Bulan Purnama.

Komet lain yang juga bisa dilihat adalah komet Encke. Berbeda dengan ISON, komet ini adalah komet yang secara periodik mengorbit Matahari setiap tiga tahun.

Komet Encke merupakan komet dengan periode orbit terpendek yang diketahui. Komet ini pertama kali terlihat lewat pengamatan Pierre Mechain pada tahun 1786. Namun, periode orbit komet baru diketahui pada tahun 1819 oleh Johann Franz Encke.

Komet terakhir yang bisa dilihat adalah komet C/2013 RI Lovejoy yang baru saja ditemukan oleh astronom amatir asal Australia, Terry Lovejoy, pada Senin (9/9/2013).

Tak cuma terlihat, ketiga komet di atas juga akan menciptakan pemandangan menarik. Lovejoy, Encke, dan ISON beserta Mars dan Jupiter akan berada dalam satu garis lurus. Walaupun sulit, fenomena ini adalah kesempatan yang baik bagi penggemar astrofotografi.

Selamat Menikmati!

Admin "N.P"
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"Ditemukan Medan Magnet Raksasa dari Bintang Yang Sudah Mati"

Ilmuwan melalui bantuan teleskop luar angkasa mengklaim telah menemukan fenomena medan magnet terbesar di luar angkasa. Kekuatan medan magnet ini kabarnya 20 triliun lebih kuat ketimbang magnet pada perangkat elektronik.
 
Dilansir Telegraph, fenomena medan magnet paling kuat di alam semesta berhasil ditemukan. Fenomena tersebut terkait dengan kematian bintang yang memiliki massa setara dengan matahari dan kabarnya menyebar ke seluruh area sepanjang 12 mil.

Bintang yang telah mati ini memiliki kode nama SGR 0418+5729, yang berjarak 6.500 tahun cahaya dari Bumi. Awalnya, bintang tersebut diketahui memiliki kekutan medan magnet yang rendah.

Astronom mengestimasi bahwa bintang mati ini memproduksi medan magnet berkekuatan 20 triliun lebih kuat ketimbang pintu magnet mesin pendingin standar. Bintang mati ini merupakan jenis bintang neutron yang dinamakan 'magnetar'.

Konon, bintang ini bisa memproduksi objek padat ekstrem ketika berotasi dan melepaskan sinar gamma dan sinar-X. SGR 0418 pertama kali ditemukan pada 2009 oleh teleskop luar angkasa Fermi milik badan antariksa Amerika serikat, NASA dan observatorium Koronas-Photon Rusia.

"Sampai sekarang, semua indikasi (mengungkap) bahwa magnetar ini memiliki salah satu medan magnet permukaan terlemah. Namun, kami menduga bahwa SGR 0418 sebenarnya menyembunyikan medan magnet yang jauh lebih kuat, jauh dari jangkauan teknik analisis kami," jelas Andrea Tiengo dari Istituto Universitario di Studi Superiori, Italia.

Tiengo dan timnya menggunakan teknik baru dengan mencari variasi dalam sinar-X yang dilepaskan oleh magnetar ketika berputar. Tim menghitung bahwa SGR 0418 harus memiliki medan magnet lebih dari 1 kuadriliun, atau 1.000 triliun guass. Guass merupakan unit yang digunakan untuk mengukur kekuatan medan magnet.

Sebagai perbandingan, inti besi Bumi diperkirakan memiliki medan magnet berkekuatan 25 guass. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature ini bisa membantu peneliti untuk menemukan magnetar tersembunyi lainnya dan membantu peneliti memperoleh wawasan baru mengenai objek menarik luar angkasa.

[FAAI/Okezone]

Admin "N.P"
Sabtu, 24 Agustus 2013
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"Medan Magnetik Matahari Akan Terbalik di Tahun 2013 Ini"

Foto: Medan Magnetik Matahari Akan Terbalik

---
Medan magnetik Matahari kemungkinan akan menghilang dalam tiga sampai empat bulan ke depan. Tidak, ini bukan skuel kiamat berikutnya. Ini benar-benar akan terjadi.

Namun, tidak ada yang perlu ditakutkan akan hal ini, karena pada kenyataannya ini adalah siklus 11 tahunan yang terjadi pada Matahari.

Terbaliknya medan magnet Matahari adalah puncak dari siklus 11 tahunan tersebut. Ketika pembalikan terjadi, medan magnet akan melemah, kemudian mati turun ke nol hingga akhirnya muncul lagi dengan polaritas terbalik.

Ini bukan sebuah bencana alam, namun akan membuat efek. Efek tersebut adalah desiran ke seluruh tata surya, begitu menurut fisikawan Matahari Todd Hoeksema.

Selain itu, pembalikan medan magnet akan membuat Bumi 'diserang' badai matahari. Perlu diketahui, badai matahari tidak berbahaya sama sekali terhadap manusia, Bumi tidak akan terbakar, justru akan tercipta lebih banyak aurora di kedua kutub Bumi.

Sinar kosmik juga terpengaruh. Sinar kosmik adalah partikel berenergi tinggi yang dipercepat hingga kecepatan cahaya oleh ledakan supernova.

Sinar kosmik sangat berbahaya bagi astronot dan satelit di orbit Bumi, dan beberapa ilmuwan berpikir bahwa sinar kosmik juga akan memengaruhi iklim di Bumi.

Kutub selatan Matahari sudah bergerak naik, dan kutub utaranya bergerak turun. Pembalikan ini akan terjadi, dan solar maksimum babak kedua akan segera dimulai.

Referensi: http://www.space.com/22271-sun-magnetic-field-flip.html

-Riza

Medan magnetik Matahari kemungkinan akan menghilang dalam tiga sampai empat bulan ke depan. Tidak, ini bukan skuel kiamat berikutnya. Ini benar-benar akan terjadi.

Namun, tidak ada yang perlu ditakutkan akan hal ini, karena pada kenyataannya ini adalah siklus 11 tahunan yang terjadi pada Matahari.

Terbaliknya medan magnet Matahari adalah puncak dari siklus 11 tahunan tersebut. Ketika pembalikan terjadi, medan magnet akan melemah, kemudian mati turun ke nol hingga akhirnya muncul lagi dengan polaritas terbalik.

Ini bukan sebuah bencana alam, namun akan membuat efek. Efek tersebut adalah desiran ke seluruh tata surya, begitu menurut fisikawan Matahari Todd Hoeksema.

Selain itu, pembalikan medan magnet akan membuat Bumi 'diserang' badai matahari. Perlu diketahui, badai matahari tidak berbahaya sama sekali terhadap manusia, Bumi tidak akan terbakar, justru akan tercipta lebih banyak aurora di kedua kutub Bumi.

Sinar kosmik juga terpengaruh. Sinar kosmik adalah partikel berenergi tinggi yang dipercepat hingga kecepatan cahaya oleh ledakan supernova.

Sinar kosmik sangat berbahaya bagi astronot dan satelit di orbit Bumi, dan beberapa ilmuwan berpikir bahwa sinar kosmik juga akan memengaruhi iklim di Bumi.

Kutub selatan Matahari sudah bergerak naik, dan kutub utaranya bergerak turun. Pembalikan ini akan terjadi, dan solar maksimum babak kedua akan segera dimulai.

Referensi: http://www.space.com/22271-sun-magnetic-field-flip.html

-Riza
Sabtu, 10 Agustus 2013
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"Peneliti NASA Mulai Buat Mesin Warp yang Lebih Cepat dari Kecepatan Cahaya"

 



Para peneliti NASA di Johnson Space Center, Texas, saat ini sedang berusaha membuat mesin canggih yang mampu bergerak melebihi kecepatan cahaya yang sering disebut dengan kecepatan warp

 Layaknya pesawat Enterprise dalam film Star Trek, dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya, maka kita akan dimungkinkan untuk melakukan perjalanan dari planet satu ke planet lain, atau menuju ke daerah lain di alam semesta dengan sangat cepat.

Insinyur dan fisikawan NASA, Dr Harold G. White percaya bahwa sangat mungkin untuk melanggar teori yang dibuat oleh Albert Einstein ketika ia mengungkapkan bahwa tidak ada yang mampu melebihi kecepatan cahaya.
Senin, 05 Agustus 2013
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"Crop Circle" di Dasar Laut, Buatan Siapa?







Tahun 1995, struktur geometris mirip crop circle ditemukan di dasar laut wilayah Pulau Amami-Oshima, Jepang. Struktur tampak rapi, terdiri atas lembah dan puncak, tetapi belum diketahui asal usulnya. Apakah struktur itu buatan atau alami? Mungkinkah buatan alien seperti kebanyakan crop circle sering diidentikkan?

Penelitian pada tahun 2011 akhirnya mengungkap bahwa struktur tersebut alami, dibuat oleh pejantan ikan buntal (Torquigener sp). Terungkap pula bahwa struktur tersebut berperan penting dalam proses perkawinan ikan jenis ini. Pejantan ikan buntal akan berupaya sebaik mungkin untuk membuat "crop circle" terbaik agar betina tertarik kepadanya.

Dalam publikasi di jurnal Scientific Report, 1 Juli 2013, ilmuwan Jepang yang terdiri dari Hiroshi Kawase, Yoji Okata, dan Kimiaki Ito menjelaskan bahwa bukan saja "crop circle" buatan ikan buntal itu yang unik. Proses pembuatannya pun mengejutkan, membuktikan bahwa ikan buntal cukup cerdas dalam membuat struktur rumit ini.
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

"NASA Temukan Jenis Baru Ledakan Bintang Besar"

detail berita 

Teleskop luar angkasa Hubble mendeteksi jenis baru dari ledakan bintang luar angkasa. Dinamakan Kilonova, fenomena ledakan ini terjadi akibat bertubrukannya objek seperti bintang neutron.

Dilansir Nasa.gov, (4/8/2013), teleskop Hubble mengamati cahaya bola api yang memudar dari sebuah ledakan Kilonova bulan lalu. Fenomena tersebut diikuti dengan ledakan sinar gamma pendek (GRB) dalam galaksi yang hampir berjarak 4 miliar cahaya dari Bumi.

"Pengamatan ini akhirnya memecahkan misteri ledakan sinar gamma pendek," ungkap peneliti University of Leicester di Inggris, Nial Tanvir. Ilmuwan telah merangkai gambar yang menunjukkan fase mulai dari sebelum ledakan hingga memudarnya cahaya ledakan.
Posted by Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI

Popular Posts

Copyright © 2013 FAAI. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Desain oleh Riza Miftah Muharram