Posted by : Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI Minggu, 03 Maret 2013

Komet Siding-Spring (C/2013 A1) adalah komet yang pertama kali ditemukan di tahun 2013 ini. Ia mendapatkan namanya karena pertama kali dilihat per 3 Januari 2013 lalu dari Observatorium Siding Spring (Australia) yang masih sibuk berbenah pasca kebakaran hutan merusak sejumlah fasilitas di kompleks observatorium ini.

Komet Siding-Spring sekaligus salah satu komet terjauh yang pernah ditemukan yakni sejarak lebih dari 1 milyar km (7,2 SA) dari Matahari saat komet masih melata di antara orbit Saturnus dan Jupiter.



Dengan orbit hiperbola, komet ini tak punya periode dan hanya akan sekali mendekati Matahari hingga mencapai perihelionnya (di antara orbit Bumi dan Mars) untuk kemudian dihentakkan keluar lingkungan tata surya.

Apa yang mengesankan dari komet Siding-Spring ini adalah besarnya diameternya, yakni sekitar 50 km alias 2 kali lipat ukuran komet Halley.

Kejutan berikutnya, pada 19 Oktober 2014 mendatang komet ini bakal melintas dalam jarak hanya 96.600 km dari permukaan planet Mars. Namun dengan ketidakpastian posisi yang masih cukup besar (sebagai akibat masih kurangnya data oleh pendeknya waktu observasi sejak awal januari hingga sekarang), yakni mencapai 1 juta km maka komet Siding-Spring mempunyai potensi bertubrukan dengan planet Mars, meski probabilitasnya terhitung kecil.

Apa yang akan terjadi jika komet Siding-Spring menghantam Mars?

Dengan kecepatan 56 km/detik, densitasnya setara air (1 gram/cc), jatuh dari titik zenith dan menghantam daratan sedimen (dengan densitas 2 gram/cc), maka tumbukan itu bakal membentuk kawah raksasa berdiameter 1.260 km alias lebih besar dibanding Pulau Jawa.

Tumbukan tersebut juga bakal melepaskan energi luar biasa besar, yakni 25 milyar megaton TNT. Tingkat energi ini 250 kali lebih besar dari yang pernah diterima Bumi saat asteroid jatuh 65 juta tahun silam dan memusnahkan dinosaurus beserta 75 % makhluk hidup lainnya.

Akankah demikian?

Semua bergantung kepada profil orbit yang sesungguhnya dari komet ini, sehingga observasi demi observasi terus dilanjutkan untuk menghasilkan estimasi posisi yang lebih akurat (dengan tingkat ketidakpastian yang lebih kecil). Maka, mari kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Sumber : Ma'rufin Sudibyo.

-Nugroho Pangestu-

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Posts

Copyright © 2013 FAAI. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Desain oleh Riza Miftah Muharram