- Back to Home »
- InfoAstronomi »
- "Ledakan Sinar Gamma Terbesar Di Alam Semesta"
Posted by : Forum Astronom Amatir Indonesia - FAAI
Jumat, 02 November 2012
Teleskop antariksa sinar Gamma Fermi (Fermi Gamma-ray Space
Telescope) baru-baru ini telah mendeteksi ledakan sinar gamma pertama
dalam resolusi tinggi. Ledakan tersebut memiliki total energi terbesar,
pergerakan tercepat, dan pelepasan energi tertinggi yang pernah
terlihat.
Ledakan yang dirujuk sebagai GRB 080916C tersebut. Perangkat Large Area Telescope beserta Gamma Ray Burst Monitor pada
teleskop Fermi secara simultan merekam peristiwa tersebut. Kedua
instrumen tersebut menyediakan pandangan dari tahap awal ledakan,
dikenal sebagai “prompt”, berupa pancaran sinar gamma dengan energi
antara 3.000 hingga lebih dari 5 milyar kali dari yang dipancarkan dalam
gelombang cahaya kasat mata.
Ledakan sinar gamma sendiri merupakan ledakan yang paling cemerlang di
alam semesta. Para astronom meyakini bahwa kebanyakan ledakan semacam
ini terjadi apabila sebuah bintang masif yang eksotik kehabisan bahan
bakar nuklirnya.
Saat inti bintang runtuh dalam bentuk lubang hitam,
semburan material – yang disulut oleh proses yang belum sepenuhnya
diketahui – terlepas ke antariksa dengan kelajuan mendekati kecepatan
cahaya. Semburan tersebut memancar dari bintang yang sedang runtuh, dan
berinteraksi dengan gas yang sebelumnya mengalir dari bintang dan
menghasilkan kilatan cahaya terang yang kemudian perlahan memudar
seiring berlalunya waktu.
Hampir 32 jam setelah ledakan, Jochen Greiner dari Max Planck Institute
for Extraterrestrial Physics di Garching, Jerman, memimpin sekelompok
ilmuwan untuk mencari pendar cahaya sisa ledakan. Kelompok tersebut
mengambil citra dalam tujuh panjang gelombang secara simultan
menggunakan perangkat Gamma-Ray Burst Optical/Near-Infrared Detector
(GROND) yang terpasang pada teleskop 2,2 meter di European Southern
Observatory di La Silla, Chile.
Dalam warna-warni tertentu, kecerlangan dari objek jauh menunjukkan
karakteristik memudar secara cepat (drop-off) yang diakibatkan oleh
keberadaan kabut gas. Makin jauh suatu objek, panjang gelombang cahaya
yang memudar tersebut makin bergeser ke warna merah. Hal ini memberikan
petunjuk kepada para astronom untuk memperkirakan jarak objek tersebut.
Observasi lanjutan akhirnya menunjukkan bahwa ledakan tersebut terjadi
pada suatu tempat bejarak 12,2 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Dengan berpatokan pada jarak itu, tim Fermi menunjukkan bahwa besarnya
ledakan tersebut melampaui sekitar 9.000 kali besar ledakan supernova
biasa, apabila energinya dipancarkan sama rata ke segala arah. Ini
adalah cara standar bagi para astronom untuk membandingkan skala suatu
peristiwa astronomis, walaupun kenyataannya ledakan sinar gamma
memancarkan sebagian besar energinya dalam semburan yang sempit.
Bersama
dengan pengukuran dengan teleskop Fermi, besaran jarak ini juga
membantu para astronom untuk menentukan kecepatan terendah yang mungkin
untuk pelepasan material pada “prompt” sinar gamma. Dalam semburan
ledakan tersebut, gas mestilah terlontar pada kecepatan 99.9999 persen
dari kecepatan cahaya. Besarnya kekuatan dan kecepatan ledakan ini
adalah yang paling ekstrim yang pernah tercatat hingga kini.
Salah satu aspek yang menarik dari ledakan ini ialah adanya selang waktu
(delay) selama 5 detik antara pelepasan energi tertinggi dengan yang
terendah. Hal semacam ini juga pernah teramati secara jelas dalam satu
ledakan lainnya. Seperti dijelaskan oleh Peter Michelson, peneliti utama
(principal investigator) pada Fermi Large Area Telescope, hal ini
mungkin berarti bahwa pancaran energi tertinggi berasal dari bagian
semburan yang berbeda, atau tercipta melalui mekanisme yang berbeda.
sumber : InfoAstronomy/NASA
-Nugroho Pangestu